FAKULTAS SAINS&TEKNOLOGIProdi:Teknik ImformatikaUniversitas Darussalam Gontor Ponorogo Nama model ini
sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut dengan
“classic life cycle” atau model waterfall. Model ini sering dianggap kuno,
tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai didalam Software Engineering
(SE). Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari
level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing /
verification, dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap
yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.
Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu
tahap requirement. Berikut gambar model waterfall.
PROSES MODEL REKAYASA PERANGKAT
Tugas Individu
Mata Kuliah:Rekayasa perangkat Lunak
Di susun oleh:
Nama:Fikri Masyulian Hidayatullah
NIM:3561000864
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya layak
tercurahkan kepada Allah SWT. , karena atas limpahan karunia-Nya. Shalawat
serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi wa
sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani, yang
seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar hatinya kebaikan.
Sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas mandiri ini tepat pada waktunya.
Penulis
sangat tertarik untuk mengajukan Judul : PROSSES MODEL (Perangkat Lunak) yang
mana menjadi bahan dalam tugas mandiri ini dan mendaji permasalahan dalam
berbagai pihak.
Model
Proses Rekayasa Perangkat Lunak
Pemodelan dalam suatu rekayasa perangkat lunak
merupakan suatu hal yang dilakukan di tahapan awal. Di dalam suatu rekayasa
dalam perangkat lunak sebenarnya masih memungkinkan tanpa melakukan suatu
pemodelan. Namun hal itu tidak dapat lagi dilakukan dalam suatu industri
perangkat lunak. Pemodelan delam perangkat lunak merupakan suatu yang harus
dikerjakan di bagian awal dari rekayasa, dan pemodelan ini akan mempengaruhi
perkerjaan-pekerjaan dalam rekayasa perangkat lunak tersebut.
Di dalam suatu industri dikenal berbagai macam
proses, demikian juga halnya dengan industri perangkat lunak. Perbedaan proses
yang digunakan akan menguraikan aktivitas-aktivitas proses dalam cara-cara yang
berlainan. Perusahaan yang berbeda menggunakan proses yang berbeda untuk
menghasilkan produk yang sama. Tipe produk yang berbeda mungkin dihasilkan oleh
sebuah perusahaan dengan menggunakan proses yang berbeda. Namun beberapa proses
lebih cocok dari lainnya untuk beberapa tipe aplikasi. Jika proses yang salah
digunakan akan mengurangi kualitas kegunaan produk yang dikembangkan.
Pada rekayasa perangkat lunak, banyak model
yang telah dikembangkan untuk membantu proses pengembangan perangkat lunak.
Model-model ini pada umumnya mengacu pada model proses pengembangan sistem yang
disebut System Development Life Cycle,
Siman
Ponorogo,Februari,2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………1
Daftar Isi……….……………………………………………………………2
A,Latar Belakang……………………………………………………………3
B,Permasalahan……………………………………………………………...3
1.Model
Water Fall…………………………………………………...3
2.Model
RAD…………………………………………………………5
3.Model
Spiral………………………………………………………..6
C.Kesimpulan……………………………………………………………….8
D,Penutup……………………………………………………………………8
E.Refernsi……………………………………………………………………9
A.Latar Belakang
Memahami
berbagai macam prosses Model yang ada pada rekayasa perangkat lunak dan
memahami segala aspek dalam permasalahan yang terjadi di dunia IT maka penulis
mencoba menjelaskan atau mebaha tentang Macam-Macam Model dalam rekayasa
prangkat lunak,
Di
dalam makalah atau tugas invidual ini penulis mencoba membahas 3 dari antara
prosses model yang ada pada Rekayasa Perangkat Lunak Yaitu:
1. Model Waterfall
2. Model RAD
3. Spiral Model
B.Permasalahan
1.
Model Waterfall
Model Waterfall ini awalnya ditemukan oleh
Winston W. Royce pada tahun 1970 . Dia menulis sebuah artikel ilmiah yang
berisi pandangan pribadinya pada pengembangan perangkat lunak . Pada paruh
pertama dari artikel, ia membahas sebuah proses yang dia sebut ” megah ” . Dia
bahkan menggambar sosok model , dan lain yang menunjukkan mengapa hal itu tidak
bekerja ( karena persyaratan selalu berubah ) . Model ini adalah air terjun .
Dia menggunakannya sebagai contoh dari proses yang sama sekali tidak bekerja.
Di paruh kedua artikel ia menggambarkan proses berulang-ulang bahwa ia dianggap
jauh lebih baik .
Gambar: Model Waterfall
Pada model Waterfall atau disebut model
air terjun, ada beberapa fase yang harus kita terapkan, yaitu:
1. Analisi kebutuhan
lalu pendefenisiannya
2. Perancangan Sistem
dan Perangkat lunaknya
3. Implementasi dan unit
testing
4. Integrasi dan
pengujian sistem
5. Pengoprasian dan
persawatan
Dimana sebuah proses akan kembali ke state
sebulumnya agar tidak ada perubahan setelah proses menuju state di bawahnya
sebab sangat sulit.
Setiap model pasti ada
kekurangan dan kelebihan, dan berikut merupakan kekurangan dan kelebihan dari
model Waterfall :
Seperti Contoh gambar di bawah
Kekurangan Model Waterfall:
Terjadinya
pembagian proyek menjadi tahap-tahap yang tidak fleksibel, karena komitmen
harus dilakukan pada tahap awal proses.
Hal
ini mengakibatkan sulitnya untuk merespon perubahan kebutuhan pengguna (user).
Model
air terjun harus digunakan hanya ketika persyaratan dipahami dengan baik.
Kelebihan Model Waterfall:
Bisa
digunakan jika suatu persyaratan untuk membuat suatu software sudah dipahami
dengan baik dan sudah lengkap semua persyaratan yang ada.
2.
Model RAD
Rapid Aplication Model (RAD) adalah sebuah
proses perkembangan perangkat lunak sekuensial linier yang menekankan siklus
perkembangan yang sangat pendek. Model RAD ini merupakan sebuah adaptasi
“kecepatan tinggi” dari model sekuensial linier dimana perkembangan cepat
dicapai dengan menggunakan pendekatan konstruksi berbasis komponen. Jika
kebutuhan dipahami dengan baik, proses RAD memungkinkan tim pengembangan
menciptakan “sistem fungsional yang utuh” dalam periode waktu yang sangat pendek
(kira-kira 60 sampai 90 hari).
Kelebihan Penggunaan Model RAD
Dimungkinkan
dalam proses pembuatan membutuhkan waktu yang sangat singkat (60-90 hari).
Menghemat
biaya, karena penekannya adalah penggunaan komponen-komponen yang sudah ada.
RAD
menggunakan kembali komponen-komponen yang sudah ada, maka beberapa komponen
program sudah diuji sehingga kita dapat melakukan penghematan waktu dalam uji
coba
Kekurangan Penggunaan Model RAD
Seperti
semua proses model yang lain, pendekatan RAD memiliki kekurangan-kekurangan
sebagi berikut :
Bagi
proyek yang besar tetapi berskala, RAD memerlukan sumber daya manusia yang
memadai untuk menciptakan jumlah tim RAD yang baik.
RAD
menuntut pengembangan dan pelanggan yang memiliki komitmen di dalam aktifitas
rapid-fire yang diperlukan untuk melengkapi sebuah sistem, di dalam kerangka
waktu yang sangat diperpendek. Jika komitmen tersebut tidak ada, proyek RAD
akan gagal. RAD menekankan perkembangan komponen program yang bisa dipakai
kembali. Reusable menjadi batu
pertama teknologi objek dan ditemui di dalam proses rakitan komponen
Tidak semua aplikasi
sesuai untuk RAD. Bila sistem tidak dapat dimodulkan dengan
teratur, pembangunan komponen penting pada RAD akan menjadi sangat problematis.
RAD
menjadi tidak sesuai jika risiko teknisnya tingggi. Hal ini terjadi bila sebuah
aplikasi baru memforsir teknologi baru atau bila perangkat lunak baru
membutuhkan tingkat interoperabilitas yang tinggi dengan program komputer yang
ada.
Contoh gambar:
3.Model Spiral
Model ini berbasiskan pada kebutuhan terhadap
aplikasi secara keberlanjutan untuk menyaring kebutuhan-kebutuhan tersebut dan
estimasi proyek secara keseluruhan. Model ini menerapkan perancangan model
proses yang lebih dinamis dengan terus beradaptasi terhadap kebutuhan proses
bisnis dimasa yang akan datang sehingga versi aplikasi terus berkembang dengan
fitur-fitur yang mengalami peningkatan dari waktu kewaktu.
Kebutuhan waktu untuk pengembangan aplikasi
yang cepat dengan kapasitas proyek yang relatif kecil sangat relefan dengan
model spiral ini. Keterlibatan pelanggan dengan tim pengembang perangkat lunak
akan sangat sering terjadi karena pelanggan akan memberikan feedback dan
persetujuan setiap tahap dalam pengembangan aplikasi perangkat lunak. Dengan
adanya feedback dari pelanggan maka estimasi waktu terhadap
penyelesaian proyek perangkat lunak menjadi semakin jelas.
4.
Gambar 5. Tahapan Pada Model Proses Spiral
(Boehm, 1988)
Model ini cukup baru ditemukan,yaitu tahun 1988
oleh Barry Boehm. Spiral adalah salah satu bentuk evolusi yang menggunakan
metode iterasi natural yang dimiliki oleh model prototyping dan digabungkan
dengan aspek sistematis yang dikembangkan model waterfall.
Spiral model dibagi menjadi beberapa framework
aktivitas, yang disebut dengan task regions. Kebanyakan aktivitas2 tersebut
dibagi antara 3 sampai 6 aktivitas. Berikut adalah aktivitas-aktivitas yang
dilakukan dalam spiral model :
Customer communication. Aktivitas
yang dibutuhkan untuk membangun komunikasi yang efektif antara developer dengan
user / customer terutama mengenai kebutuhan dari customer.
Planning. Aktivitas perencanaan
ini dibutuhkan untuk menentukan sumberdaya, perkiraan waktu pengerjaan, dan
informasi lainnya yang dibutuhkan untuk pengembangan software.
Analysis risk. Aktivitas analisis
resiko ini dijalankan untuk menganalisis baik resiko secara teknikal maupun
secara manajerial. Tahap inilah yang mungkin tidak ada pada model proses yang
juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya dilakukan pada spiral model.
Engineering. Aktivitas yang
dibutuhkan untuk membangun 1 atau lebih representasi dari aplikasi secara
teknikal.
Construction & Release. Aktivitas
yang dibutuhkan untuk develop software, testing, instalasi dan penyediaan user
/ costumer support seperti training penggunaan software serta dokumentasi
seperti buku manual penggunaan software.
Customer evaluation. Aktivitas
yang dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari user / customer berdasarkan
evaluasi mereka selama representasi software pada tahap engineering maupun pada
implementasi selama instalasi software pada tahap construction and release.
Adapun beberapa Kelebihan dan Kelemahan Model
Spiral yang ada:
Kelebihan model Spiral :
1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa
dipakai selama hidup perangkat lunak komputer.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan
perangkat lunak skala besar
3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah
memahami dan bereaksi terhadap resiko setiap tingkat evolusi karena
perangkat lunak terus bekerja selama proses
Kelemahan model Spiral:
1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa
pendekatan evolusioner ini bisa dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal
dan akan menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan
diatur.
3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini
menuju kepastian yang absolute
C.Kesimpulan
Rekayasa
Perangkat Lunak Dari tahun ketahu trus engalami operubahan dalam segala bidang
mau pun ospek yang ada ,dan proses pemodelan ini masih sering di jalan kan oleh
berbagai aspek dan biasanya satu di antara nbanyak model proses rekayasa perangkat
lunak yang di gunakan dalam pekerjaan kita.
D.Penutup
Sekian
dari saya mungkin dari permasalahan yang kit abaca di atas apabila ada
kekurangan mohon di maapkan karna kita masih sama-sama belajar di dalamnya
Sekian .
E.Referensi
Jeffrey A. Hoffer, Joey F. George, Joseph S.
Valacich. Modern Systems Analysisand Design Second Edition.
Addison-Wesley. 1997.
Jeffrey L. Whitten, Lonnie D. Bentley, Kevin C.
Dittman. Systems Analysis andDesign Methods. McGraw-Hill. 2001.
Kendal & Kendal. Systems Analysis and
Design Fifth Edition. Prentice-HallInternational, Inc. 2002.
Ramez El Masri, Shamkant B. Navache. Fundamental
of Database Systems. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc. 1994.
Raymond McLeod, George Schell. Management
Information Systems 8/e. Prentice-Hall, Inc. 2001